Menjabarkan dan mengembangkan budaya korporat
Budaya korporat bisa berarti banyak hal, tapi umumnya merujuk ke sikap dan kepercayaan yang menjabarkan sebuah tempat kerja dan mempengaruhi pengalaman karyawan. Budaya berperan penting mendukung seberapa besar karyawan menikmati pekerjaan mereka. Sehingga, hal yang paling penting adalah jujur dan mengkomunikasikan secara terbuka tentang budaya perusahaan apa adanya kepada karyawan baru dan lama.
Staff Turnover là gì? Turnover rate là gì?
Staff Turnover được biết đến là số lượng nhân viên nghỉ việc rời khỏi công ty và cần được thay thế bởi người mới trong một khoảng thời gian nhất định. Turnover rate là tỷ lệ thôi việc, con số này đưa ra tỷ lệ số lượng nhân viên nghỉ việc trên số lượng nhân viên bình quân trong một khoảng thời gian nhất định, theo năm, quý hoặc tháng.
Chỉ số Turnover rate giúp các quản trị nhân lực nắm được số nhân viên thay đổi trong doanh nghiệp. Từ đó, nhà quản trị sẽ đưa ra những chiến lược, kế hoạch giữ chân nhân viên, nhân tài ở lại với công ty.
Tỷ lệ Employee Turnover Rate
Lingkungan Kerja Toxic
Lingkungan kerja di suatu perusahaan memiliki faktor yang sangat penting baik bagi kinerja karyawan maupun perusahaan. Jangan sampai perusahaan Anda termasuk dalam golongan toxic workplace. Komunikasi yang baik antar karyawan dan adanya batasan dalam kehidupan pribadi dan kehidupan kantor sangatlah penting. Apabila gossip sudah menjadi makanan sehari-hari dalam perusahaan anda, maka lingkungan perusahaan Anda berpotensi menjadi toxic.
Hal ini tidak baik untuk perkembangan karyawan maupun kinerja perusahaan. Perusahaan yang seharusnya sebagai rumah kedua untuk mengembangkan karier karyawan dan perusahaan malah menjadi layaknya neraka dunia. Kesehatan mental sangat penting bagi karyawan demi mendukung kinerja perusahaan. Perlu sekali melakukan evaluasi, kemudian memperbaiki lingkungan kerja di dalam perusahaan dengan meningkatkan komunikasi, meningkatkan bonding dengan mengadakan acara informal, dan mengurangi gossip agar karyawan nyaman.
How to calculate the employee turnover rate
The definition of ‘Employee’ may feel a bit unnecessary but is justified. Let me give an example to explain this.
At the start of a quarter, there were 100 employees. During this quarter, 5 employees left, and 10 joined. At the end of this period, there are 105 people working in the organization. Calculate turnover for this quarter.
The question now is, do we include everyone in our turnover rate denominator, or do we only include the existing employees (thereby excluding hires)?
This stresses the importance of making a clear distinction between Employees, Hires, and Terminations. These are three different groups with three different metrics. Hires are people who joined the company during the given period – and they should be treated as such as we have a separate set of metrics for them.
To illustrate this, hires are part of the hiring rate for the period. In case of early departure, they are included in a 90-day turnover metric, and in the 1st Year Turnover Rate. So, we should make a clear distinction between our hires and employees.
When we look back at our example, we see that we had 100 employees, five terminations, and ten hires. This means that the turnover in our example above is 5%, as five out of a hundred left the company.
This brings us to the turnover rate formula that we recommend for use.
This approach is in line with the description given in ISO 30414, a universal norm for Human Capital Reporting published in 2018, which takes the total number of leavers over a given period and divides it by the total number of people in the organization.
The annual turnover rate formula is then formulated as follows
Memberikan umpan balik yang membangun
Pemberian umpan balik yang konstruktif adalah hal krusial untuk menekan angka turnover. Review dan kritik yang membangun serta saran dari atasan yang dirancang dan disampaikan sedemikian rupa dapat membantu karyawan untuk tahu apa yang baik yang sudah mereka lakukan dan kerjakan, tahu apa yang perlu mereka tingkatkan atau perbaiki, dan bagaimana cara meningkatkan atau memperbaikinya.
Laju employee turnover yang tinggi merupakan masalah yang serius bagi sebuah perusahaan. Sebelum semakin serius dan bertambah buruk, jika perusahaan sudah melihat tanda-tanda angka turnover karyawan semakin tinggi, maka perusahaan harus segera mengambil langkah dan mencari solusi untuk menekan laju turnover yang tinggi tersebut. Tujuh belas solusi di atas dapat menjadi referensi bagi Anda yang sedang menghadapi masalah employee turnover di perusahaan Anda. Beberapa langkah bisa diambil sekaligus supaya menjadi lebih efektif dan ‘manjur’ untuk mencapai tujuan yaitu menekan angka perputaran karyawan.
Sebenarnya kunci dari setiap solusi yang disebutkan di atas adalah komunikasi guna meningkatkan engagement karyawan terhadap perusahaan untuk meningkatkan retensi karyawan. Penting bagi perusahaan untuk mempunyai satu tool yang bisa praktis melakukan banyak fungsi yang mendukung terciptanya retensi karyawan untuk menekan laju turnover. Terlebih dengan semakin canggihnya teknologi, ada banyak software aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah laju employee turnover ini.
Worxspace hadir dengan berbagai macam fitur multifungsi yang dapat memudahkan HR dan manajer untuk memonitor dan mencegah laju turnover yang tinggi sekaligus meningkatkan engagement karyawan. Merupakan sebuah aplikasi chat karyawan dan kolaborasi kerja yang potensial untuk mempermudah dan melancarkan komunikasi bisnis. Pelajari aplikasi Worxspace lebih lanjut dengan klik di sini.
I have a 60x45x30, and opted for a eheim output of 1050lph. I always regard 10x as the minimum to go for. Surprising how much, media, muck, hardcore and plants slow it down. However as has already been pointed out, you can adjust the flow, and also play around with your outlets, if it proves too much. Hope this helps.
Apa Penyebab Tingginya Turnover Rate?
Rekrutmen | 24 Aug 2022 | By Yehezkiel Faoma Taslim
Summary. Turnover rate suatu perusahaan disebabkan oleh berbagai hal, baik faktor dari perusahaan maupun dari karyawan. Namun, celah yang perlu diperhatikan oleh HR adalah dalam proses rekrutmen. Rendahnya turnover rate dapat menunjukkan keberhasilan HR dalam menyeleksi kandidat yang memiliki budaya kerja yang sesuai dengan perusahaan. Turnover rate yang tinggi dapat dikurangi dengan penyeleksian yang baik dalam proses rekrutmen.
Expectations. Setelah membaca artikel ini, Anda dapat memahami alasan dari tingginya turnover rate dari suatu perusahaan dan cara mengatasinya.
Turnover rate yang tinggi akhir-akhir ini menjadi momok terutama pada perusahaan startup. Workload tinggi dan lingkungan kerja yang sangat intens dan dinamis membuat karyawan mau tidak mau harus bergerak cepat dan adaptif. Tapi tak jarang sebesar apapun usahanya, sampai di tahap karyawan menyerah dan memilih untuk resign.
Tidak hanya itu saja, tingginya tingkat turnover di suatu perusahaan perlu diselidiki lebih lanjut dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh. Banyak faktor penyebab lainnya, seperti:
Jangan melupakan soft skill
Kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah adalah skill penting yang harus dimiliki oleh karyawan. Perusahaan sebaiknya berfokus pada pencarian kandidat yang memiliki kreatifitas, persuasi, kemampuan beradaptasi, dan kecerdasan emosional.
Memantau karyawan yang berpotensi toksik
Beberapa hal bisa menjadi pertanda rekan kerja mulai jadi toksik saat mereka terlalu mengkritik, sering menyalahkan orang lain, bergosip, bersikap kurang baik terhadap rekan kerja dan hanya mementingkan diri sendiri. Menilai seseorang sebagai karyawan yang toksik mungkin akan sulit, tapi penting untuk dilakukan. Jika tanda-tanda yang disebutkan sebelumnya terjadi pada seorang karyawan, HR bisa memulai sebuah interaksi atau percakapan dengan karyawan tersebut untuk tahu apakah mungkin untuk merubah sikapnya. Cek ke rekan kerjanya untuk memastikan apakah ada isu dengan rekannya yang toksik sehingga HR bisa segera mengusut masalah sebelum terlambat.
Calculating employee turnover: The problem
As those familiar with this topic might know, there is currently no ‘right’ way to calculate turnover. A quick Google search will show multiple websites using different formulas. The same happens at the professional bodies.
The American National Standards Institute (ANSI), an institute dedicated to facilitating consensus standards, uses a different definition than the International Organization for Standardization (ISO). The turnover formula proposed by ISO also poses some ambiguity and can be explained (and thus calculated) in more than one way.
It is easy to understand why HR practitioners will get confused when it comes to this topic. Besides the technical difficulties of calculating the total number of employees and the ones who quit – a topic we won’t get into in this article – there is the challenge of calculating the turnover rate. Having a clear formula will help tremendously.
In order to answer the question how to calculate an employee turnover rate, we first need to define what we mean by employee turnover.
Employee: ANSI defines an employee as an individual ‘that received any payroll payment during the pay period that includes the 12th day of the month’. Additionally, we would like to add that an Employee cannot be a new Hire – more about that in the next section.
Turnover: Leaving the organization due to dismissal, attrition, and other reasons. These people will not be on the payroll during the next period.
Turnover rate: The percentage of Employees leaving in a given period of time.
Mempekerjakan orang yang tepat
Beberapa kesalahan dari proses hiring yang buruk terletak pada rekrutmen. Recruiter harus jelas tentang budaya perusahaan, memberi informasi ke kandidat dengan jelas bagaimana perusahaan biasanya beroperasi. Bagian terbesar dari hiring orang yang tepat adalah memastikan bahwa proses rekrutmen mencari orang yang tepat sejak awal. Tim rekrutmen harus menginvestasikan waktu untuk tahu lebih dalam tentang kandidat dengan cara apapun. Kunjungan langsung ke area kerja memberi kesempatan untuk melihat bagaimana para karyawan bereaksi dan berinteraksi dengan rekan kerja yang potensial adalah hal yang ideal dilakukan, selain itu bisa juga dilakukan via video call juga.
Các lý do nghỉ việc phổ biến hiện nay và cách giải quyết
Tỷ lệ nhảy việc ở Việt Nam nói riêng và trên thế giới nói chung luôn dao động ở những con số không hề nhỏ. Nguyên nhân dẫn đến tình trạng này thường bao gồm cả nguyên nhân khách quan lẫn nguyên nhân chủ quan. Dưới đây là một số lý do xin nghỉ việc phổ biến và cách giải quyết hợp lý, mang lại lợi ích cho đôi bên.